PERMOHONAN UTAMA (Yoh. 20:19-31)
Suatu saat, Dewa Vishnu menampakkan dirinya di hadapan seorang penyembahnya yang begitu tekun berdoa kepadanya. Ia berkata, “Sudah kuputuskan, aku akan mengabulkan tiga hal yang kau minta, apa pun itu. Setelah itu, tidak ada sesuatu pun yang akan kuberikan kepadamu lagi.” Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan permohonan yang pertama. Ia meminta agar istrinya mati sehingga ia bisa menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik. Permohonan itu dikabulkan dengan segera. Di saat pemakaman, teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul dan mengenang berbagai kebaikan istrinya. Orang ini lalu sadar bahwa ia telah bertindak terlampau gegabah. Kini mata hatinya terbuka, betapa ia mengabaikan segala kebaikan istrinya. Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik istrinya? Maka ia pun memohon kepada dewa Vishnu agar menghidupkan istrinya kembali. Permohonannya ini dikabulkan dengan segera.
Permohonannya tinggal satu. Ia bermaksud tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Kalau ia meminta sesuatu yang keliru, maka ia tidak akan sempat memperbaikinya. Ia bertanya kemana-mana. Beberapa temannya menasehati agar ia diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup, balas teman yang lain, kalau badan tidak sehat? Dan, apa gunanya sehat, kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya uang, kalau tidak punya sehabat. Dan seterusnya. Tahun demi tahun telah lewat, dan ia belum juga memutuskan apa yang akan dimintanya: hidup, kesehatan, kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan berkata kepada Dewa Vishnu, “Dewa, aku mohon Dewa berkenan memberi nasehat, apa yang sepantasnya saya minta.” Melihat kebingungan orang itu, Dewa Vishnu tertawa dan berkata , “Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu.”
Yesus, setelah kebangkitan-Nya, sebelum naik ke surga, Ia menampakkan diri kepada para murid-Nya yang sedang berkumpul di suau tempat dengan pintu-pintu terkunci. Yesus berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai Sejahtera Bagi Kamu”. Sapaan itulah yang diulangi Yesus kemudian, termasuk ketika Ia menampakkan diri delapan hari kemudian dimana Thomas hadir bersama para murid lain, “Damai Sejahtera Bagi Kamu”.
Sapaan Yesus itu tentu bukanlah asalan, melainkan memiliki makna mendalam. Dengan itu Yesus memperlihatkan bahwa yang dibutuhkan oleh para murid-Nya pada waktu itu adalah rasa damai, karena mereka sedang merasa tidak nyaman sebagai pengikut/murid Yesus. Kitapun sekarang ini sebenarnya sedang dalam suasana tidak nyaman juga, ada banyak hal yang membuat kita merasa tidak nyaman, bukan saja karena iman kita akan Yesus, melainkan juga ada banyak masalah kehidupan yang tidak selalu mudah bagi kita untuk menghadapinya, yang membuat hati kita jauh dari rasa damai. Maka kebutuhan kita yang utama adalah rasa damai, apapun yang terjadi dalam hidup kita. Oleh karena itu maka hal utama yang perlu selalu kita mohonkan pada Tuhan adalah anugerah damai itu, termasuk ketika berbagai masalah sepertinya tidak pernah minggat dari kita atau silih berganti menghantui hidup kita. (aag).
http://www.santo-laurensius.org/2013/04/11/hari-minggu-paskah-ii-hm-kerahiman-ilahi/
No comments:
Post a Comment