"Kami menerima baik pasangan homoseksual, tetapi tidak memberkati jenis kohabitasi ini. Kami juga tidak memandang kohabitasi mereka sebagai suatu pernikahan atau keluarga".
10 Oktober 2014.
Padre Lombardi, Juru bicara Vatikan, menjelaskan kepada para wartawan pada hari ini, 10 Okt, bahwa para Bapa Sinode telah memasuki tema-tema hangat yang dijadwalkan dalam Instrumentum laboris. Dalam konferensi pers ini hadir pula Kardinal Francesco Coccopalmerio dan Mgr. Paul-André Durocher.
Namun demikian tidak ada hal-hal yang mengejutkan atau mengguncangkan terjadi di dalam Aula Vatikan, khususnya perihal tema-tema hangat seperti akses kepada sakramen-sakramen bagi mereka yang berada dalam situasi 'belum teratur', yang dijadikan oleh media internasional sebagai tema terpenting dalam Sinode 2014.
Kardinal Coccopalmerio menjelaskan bahwa di dalam iklim yang bebas dan terbuka yang diharapkan oleh Paus Fransiskus pada awal pertemuan, "telah banyak dinyatakan pengakuan-pengakuan, kesaksian-kesaksian....satu per satu mengatakan pemikiran mereka dengan semangat. Diantara dua posisi yang ada: kesetiaan kepada doktrin dan pernikahan yang tak terpatahkan di satu sisi, dan di sisi lain sebuah pendekatan pastoral yang penuh belas-kasih; tidak ada antagonisme, pertentangan permusuhan, tetapi saling mendengarkan dengan perhatian, dengan kerendahan hati dan kejujuran.
Hermeneutik, intinya, telah diindikasikan oleh Paus Bergoglio, yaitu: menyelamatkan doktrin, namun dimulai dari individu-individu, dari apa yang mereka butuhkan, dari penderitaan mereka, dari keperluan mendesak mereka. Kata Kard. Coccopalmerio, para Bapa Sinode dihadapkan pada interogasi yang disampaikan oleh Kristus dua ribu tahun yang lalu: "Ketika dombamu jatuh atau anakmu jatuh ke dalam sumur pada hari Sabtu, apa yang akan kau lakukan? Hukum Sabat berlaku, saya menghormatinya, tetapi ada kasus-kasus yang mengharuskan intervensi saya. Ada orang-orang yang memerlukan bantuan saya". Oleh sebab itu, kata kardinal, jawaban harus diberikan kepada "orang-orang yang sungguh-sungguh berada dalam kondisi yang parah dan mendesak".
Diantara argumentasi yang ada dalam konferensi pers juga ada tema kemungkinan perceraian yang dibolehkan dalam Gereja Ortodoks. Kard. Coccopalmerio menyatakan: "Memang tema itu sering kali dibahas. Masalahnya adalah memahami apa yang terjadi di dalam Gereja Timur. Hanya pernikahan yang pertama adalah pernikahan yang sesungguhnya, Mysterion, kohabitasi lainnya diterima, didampingi dengan pemberkatan demi perdamaian diantara individu-individu bersangkutan, tetapi tidak dianggap sebagai pernikahan yang sesungguhnya".
Jarang dibicarakan sebaliknya perihal kohabitasi homoseksual, selain daripada sebuah "langkah pastoral untuk mendengarkan mereka dan menerima mereka dengan baik", yang juga diharapkan bagi semua situasi-situasi yang 'sulit'. Di mana diminta "sebuah gaya bahasa yang lebih menghormati", para Bapa Sinode meski demikian telah mengulang pernyataan bahwa "pernikahan adalah antara seorang pria dan seorang wanita". Dan ketika ditanya apakah Gereja selain menerima dengan baik para pasangan homoseksual dapat juga memberkati mereka, Kard. Coccopalmerio menjawab dengan tegas: "Bagi kami - atas dasar sifat manusia pada umumnya - pernikahan adalah hanya antara seorang pria dan seorang wanita. Kami tidak menghakimi mereka, kami menerima baik para pasangan homoseksual, tetapi untuk memberkati jenis persatuan ini, jelas tidak! Kami juga tidak memandang persatuan mereka sebagai suatu pernikahan atau sebuah keluarga".
(Oleh: Shirley Hadisandjaja / disadur dari Tempi, 10 Okt 2014).
http://www.santo-laurensius.org/2014/10/10/sinode-tentang-keluarga-2014-tema-hangat-telah-dibahas-di-vatikan/
No comments:
Post a Comment