UT DILIGATIS INVICEM
Kasihilah Seorang Akan Yang Lain
(Motto Penggembalaan Uskup Bandung)
Senja itu, 25 Agustus 2014, jalanan di seputar Kampus ITB - Bandung sangat padat, entah berapa ratus kendaraan masuk ke komplek Kampus, tepatnya ke Sasana Budaya Ganesha ITB guna menghadiri Misa Tahbisan Uskup Bandung, Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC
Pada tahun 2003 seorang ibu memohon kepada Mgr Alexander Djajasiswaja, Uskup Bandung, “Bapak Uskup, tolong doakan anak saya supaya bisa jadi Uskup seperti Bapak Uskup”. Sebelas tahun kemudian anak tersebut ditahbiskan menjadi Uskup Bandung, dengan Penahbis Utama Mgr Ignatius Suharyo, Penahbis 1 Mgr Johannes Pujasumarta dan Penahbis 2 Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM
Sang Gembala dari Cicadas
Di sebuah Rumah Sakit di Cicadas - Bandung pada tanggal 14 Februari 1968 terdengarlah tangis bayi yang baru lahir yang disambut dengan suka cita oleh kedua orang tuanya Mathias Bunjamin dan Agnes Eniwaty. Sang jabang bayi diberi nama Antonius Subianto Bunjamin yang mempunyai arti Anak Yang Berbudi (Dari arti nama Subianto)
Anton merasakan benar bagaimana kedua orang tuanya mengasihi anak-anaknya, demikan juga mereka satu dengan yang lain walaupun hidup mereka penuh dengan kesederhanaan. Pada suatu hari mama Agnes mengatakan kepada anak-anaknya, “Mama ingin dari antara anak mama ada yang menjadi imam. Mama akan berdoa terus untuk niat mama ini”. Mama Agnes yang rajin ke gereja setiap pagi sangat serius dalam keinginannya dengan selalu berdoa.
Anton dengan setia menemani mama Agnes pergi ke gereja setiap pagi dan kebetulan Anton kecil adalah Putra Altar yang nyaris bertugas setiap pagi. Anton juga sangat terkesan pada rajinnya Papa Mathias yang setiap pagi berdoa di depan patung Bunda Maria. Semua ini rupanya menanamkan bibit pelayanan kepada Allah dalam diri Anton.
Ketika Anton duduk di kelas 3 SMP pastor Agustinus Made OSC, pastor Paroki Santa Odilia, menawarkan sesuatu yang ternyata menjadi awal perjalanan imamatnya. “Anton, apakah kamu mau masuk Seminari Menengah Mertoyudan ?” mendengar Mertoyudan, tanpa berpikir panjang, Anton remaja langsung mengiyakan.
Walaupun sang mama berkeinginan kuat agar anaknya menjadi imam, diluar dugaan justru melarangnya “Mama takut kamu nanti keluar sebelum selesai sekolah, malu !” Selang seminggu kemudian Anton memberanikan diri untuk meminta persetujuan kedua orang tuanya pada formulir Mertoyudan. Disitulah mama Agnes terharu karena doanya terkabul, dengan modal doa restu kedua orang tua dan keluarga dengan langkah mantab Anton remaja mencapai Seminari Menengah Mertoyudan.
Anton masuk Biara Novisiat OSC pada tanggal 18 Juli 1988. Setelah melalui tempaan pendidikan sebagai calon imam akhirnya Frater Anton mengucapkan kaul kekal pada tanggal 28 Agustus 1994 dan ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 26 Juni 1996 di Paroki St Laurensius - Sukajadi Bandung oleh Mgr Alexander Djajasiswaja (alm)
UBI ERGO SUM, IBI DEO SERVIO
Dimana Saya Berada, Disitu Saya Mengabdi Tuhan
(Motto penyemangat panggilan Pastor Anton)
Disamping sebagai imam, Pastor Anton juga memberikan pelayanan sebagai dosen dan karena dianggap mampu oleh pimpinan maka ia dikirim untuk kuliah Lisensiat Filsafat di Universiteit Katholieke Leuven - Belgia pada tahun 1996 - 1998. Tidak hanya sampai disitu, pada tahun 2004 - 2007 Pastor Anton menyelesaikan Doktor Filsafat di Pontificia Universita Lateranense - Roma
Disamping menjabat sebagai Prior Provinsial OSC, Pastor Anton masih disibukan sebagai Sekretaris Yayasan dan Direktur Eksekutif Yayasan Salib Suci yang mempunyai 69 sekolah di wilayah Keuskupan Bandung, Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Universitas Katolik Parahyangan dan baru saja terpilih sebagai Pengawas APTIK (2014 - 2017)
Kesibukan yang luar biasa tersebut tidak mengurangi Pastor Anton, sebagai Prior Provinsial OSC, untuk mengenal pribadi-pribadi imam OSC yang dipimpinnya, dengan semisal sedapat mungkin mengunjungi atau menyapa para imam yang berulang tahun atau sedang mengalami duka dengan meninggalnya keluarga dekatnya.
Saat mengunjungi para imam OSC di Sumatera Utara, Pastor Anton dipanggil oleh Nuntius, Mgr Antonio Guido Fillipazzi, sebagai wakil Paus Fransiskus untuk menghadap. Pastor Anton yang senantiasa berpikir positif tidak menduga apapun terhadap panggilan tersebut.
Tanggal 24 Mei 2014 seusai bertugas di Sumatera Utara, dengan masih menyandang ransel dan kelelahan yang menghampiri tubuhnya, ia pun memenuhi undangan panggilan tersebut.
Setelah sapa ramah dan saling bertanya kabar, Nuntius pun mengungkapkan maksud undangannya “Pastor Anton, Bapa Suci memilih anda sebagai Uskup Bandung”
Pastor Anton langsung terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Dalam diamnya ia teringat pada sebuah artikel Evangelii Gaudium dari Paus Fransiskus yang baru saja dibaca di pesawat. maka ia pun langsung berkata ...
“Yang Mulia, saya ini pelayan Gereja, kapanpun Gereja membutuhkan saya, saya siap melayani. Apapun yang Bapa Paus minta, saya akan melakukannya”
Disarikan dari : Buku Kenangan Tahbisan Uskup Bandung http://www.santo-laurensius.org/2014/10/02/mengenal-uskup-bandung-mgr-antonius-subianto-bunjamin-osc/
No comments:
Post a Comment