Setiap keluarga berpilar cinta
Tetapi cinta sendiri tidak berpilar
Karena cinta hanya perlu dasar
Yang menetapkannya menjadi kekuatan
Bukan batasan dan syarat yang bertepi
Cinta juga tanpa ujung
Sebab cinta sejati sepanjang masa
Dan tindakan adalah seni menampilkannya
Supaya orang melihat cinta yang nyata
Dalam kata-kata yang tidak kosong belaka.
Bersama Allah dan kasih-Nya
Mari membuat cinta menjadi karya nyata
Lawan kesempitan cinta diri
Supaya Allah jangan menjadi pendusta
Tetapi menampilkan wajah ramah-Nya
Keluarga-keluarga Katolik yang terkasih
Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek untuk Anda yang merayakannya. Saya juga mengucapkan Selamat Hari Kasih Sayang. Semoga di hari-hari indah itu kita bisa terus mengembangkan kemampuan dan talenta kita untuk mengasihi orang yang paling dekat, yaitu pasangan dan keluarga kita. Betapa indahnya memperingati hari-hari yang berpesan kasih.
Semoga di tahun baru ini Anda semua mengalami damai sejahtera, semangat kerja, dan terus mengasihi keluarga Anda masing-masing. Tradisi Imlek adalah tradisi filosofis yang mengatakan kepada kita bagaimana kita bisa mengungkapkan kemanusiaan kita melalui tradisi yang manusiawi, tradisi kekeluargaan, tradisi yang bisa mengekspresikan kasih kepada orangtua dan anggota keluarga lainnya.
Melalui tradisi macam-macam yang kita rayakan, kita diperlengkapi oleh pengetahuan mengenai bagaimana seseorang harus menempatkan dirinya di tengah keluarga dan bagaimana ia sendiri mengungkapkan rasa syukur dalam keluarga melalui tindakan yang baik penuh kasih kepada mereka, khususnya yang lebih tua, dan kepada anak-anak dan kerabat yang lain.
Beberapa tradisi menjadi begitu bernilai kemanusiaan yang baik. Tradisi yang sangat luhur ini sangat cocok dengan iman katolik kita, yaitu menghormati orang tua dan mencintai mereka sepenuh hati kita, khususnya mereka yang sudah lanjut usia dan mengalami kesulitan atau sakit. Lebih khusus lagi untuk orangtua yang sulit dipahami, mengalami kesepian, atau kesulitan komunikasi.
Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) memang sangat dekat pesannya dengan Tahun Baru Imlek, yaitu pesan moral keluarga. Maka memperhatikan orang-orang di rumah kita adalah tindakan perayaannya. Khususnya, untuk anak-anak kita yang mengalami kesulitan kepribadian, belajar, pergaulan, atau komunikasi dengan kita. Atau untuk pasangan yang mengalami kesulitan berelasi dengan kita.
Hal yang lain lagi adalah mencintai mereka dalam iman. Apakah kita sudah selalu mendoakan anak-anak, orangtua, atau pasangan kita dalam iman? Sebenarnya ada banyak kesulitan dialami justru karena iman yang dangkal atau bahkan kering. Mendoakan keluarga untuk kesuksesan itu penting, tetapi lebih penting lagi memperhatikan hidup beriman mereka. Inilah cinta sejati dalam Tuhan!
Keluarga-keluarga di Keuskupan Agung Jakarta, keluarga adalah tempat persemaian iman yang pertama, maka jangan lewatkan kesempatan itu mulai hari ini juga. Ketika kita berusia lanjut, kita akan menuai kepuasan batin melihat putera-puteri kita bertumbuh bukan hanya dalam pengetahuan, atau harta, tetapi bertumbuh menjadi “kekasih-kekasih Tuhan”. Apa yang harus kita buat untuk mereka? Sekali lagi mencintai dan melayani mereka dalam iman.
Ajaklah secara rutin keluarga Anda, tanpa kecuali, ke Gereja. Ciptakan suasana rohani atau ajaklah mereka mengikuti perayaan ekaristi di luar hari minggu untuk menjamin kedekatan mereka dengan liturgi Gereja dan doa.
Paus Fransiskus mengajak seluruh keluarga di dunia untuk menjadi “Misionaris Keluarga” dengan mengadakan evangelisasi injil melalui cinta kasih yang sungguh. “Menginjili dengan kasih, membawa semua orang kepada Allah”, demikian Paus mengatakannya. “Katakanlah kepada semua orang yang Anda jumpai di jalan bahwa Allah mengasihi manusia sebagaimana adanya, meskipun penuh keterbatasan, kesalahan dan dosa.
Katekese baru yang disampaikan oleh Paus ini pantas kita cermati. Syarat melakukan itu adalah memiliki “Sukacita Iman” dan “Semangat komunitas Kristiani”. Inilah cara kerja kita sebagai umat dan keluarga pilihan Allah: memberi warna “merah muda” pada pewartaan kasih Tuhan di dalam keluarga. Paus juga melengkapi seruannya dengan ini: “Kita perlu memberi perhatian khusus kepada anggota keluarga yang paling lemah”.
Di atas semua itu, kita perlu mengingat bahwa karya cinta kasih adalah karya Roh Kudus. Roh Allah itu selalu mendahului kita melakukan kasih. Maka mintalah rahmat Roh Kudus, berdoalah dengan iman dan kasih, maka segala sesuatu akan lebih mudah kita alami dan jalani. Semoga rahmat Allah memberi pengharapan baru bagi keluarga kita semua. Amin
Salam Yesus, Maria, dan Yusuf
Rm. Alexander Erwin Santoso, MSF
by : jw
http://www.santo-laurensius.org/2014/02/11/surat-keluarga-februari-2014/
No comments:
Post a Comment